Kamis, 08 Juni 2017

Unravel (Gabycoolkas' Fiction Story) #2 Sebuah Situasi

Baswara tidak menyadari sesuatu yang janggal . Sesuatu yang selalu memata-matainya . Di saat Baswara sedang asyik memetik apel . Sesuatu itu melompat ke arahnya . Dan petir entah dari mana datang menyambar sesuatu ... orang itu , orang itu lumpuh seketika . Baswara syok , tidak tahu apa yang terjadi .
Seseorang kembali melompat dan mengecek orang tersambar yang hanya bisa menatap lunglai itu . Lalu menatap Baswara dengan dingin . "Kau tidak apa-apa ? " . Baswara mengangguk ngeri . Orang itu membuka penutup kepala dari jaketnya . Baswara tersadar , laki-laki ini ... seumuran dia . Saat menatapnya , Baswara seperti menemukan sesuatu yang hilang . Tapi apa ...? 

Tapi Baswara tidak punya waktu untuk berpikir . Sepertinya rombongan orang yang disambar itu datang . Mereka mulai meneriaki Baswara dan laki-laki itu , lalu mengejar mereka . Si laki-laki misterius itu langsung menarik tangan Baswara dan kabur . Beberapa rombongan itu menembakkan panah . Laki-laki itu menebas panah dengan petirnya . "Siapa kamu ?" kata Baswara sambil berlari . "Tak ada waktu untuk menjelaskannya . Teruslah berlari !" . Tanpa mereka sadari , salah satu pemanah rombongan menembakkan panah . Panah itu sukses mengenai kaki si laki-laki , cukup untuk membuatnya terjatuh kesakitan . 

"Pergilah ! Selamatkan dirimu !" ujar laki-laki itu menahan sakit .  Tidak , Baswara tidak akan meninggalkan laki-laki asing ini . Ia telah terluka karena melindunginya . Baswara tak punya jalan lain . Ia menghadapi rombongan itu . Salah satu di antara rombongan itu menggerakan pedang , hendak menghunuskan pedangnya . "MENJAUH!" teriak Baswara . Tiba-tiba pedang itu membeku dan hancur berkeping - keping . Baswara terkejut memandangi tangannya . Rombongan itu langsung siaga mengangkat pedang dan panahnya -- menganggap Baswara bukan lawan yang gampangan . Di belakang Baswara , laki-laki itu tersenyum sambil berusaha berdiri . 
"Bukankah aku sudah bilang agar menjauh ?" ujar Baswara , Ia berusaha mengendalikan suasana . Salah seorang pemanah lagi-lagi menembakkan panahnya , saat nyaris tertancap di dada Baswara , muncul sekumpulan es menahannya . "Kalian memancing amarahku , tuan-tuan" . 'BLAR!' sebuah cahaya putih-kebiruan memenuhi tempat itu .

"Hah !?"
Baswara terengah-engah . Ia sudah di tempat tidurnya . Apa yang terjadi tadi ? Baswara tak mengingat apa-apa . Kepalanya pening . Baswara hanya mengingat kalau Ia kabur bersama laki-laki misterius , namun sejak kapan Ia di rumah ? Apakah tadi Ia hanya mimpi ? Ah , sudahlah , tak ada gunanya untuk dipikirkan . Perut Baswara berbunyi . Ia baru ingat kalau Ia belum makan . Ia bergegas menuju meja makan .
"Kau sudah bangun , Nak ?" suara Kakek terdengar di meja makan . Baswara mengangguk .
"Untunglah kau tidak apa-apa . Anak laki-laki dari hutan itu mengantarkanmu pulang . Siapa tadi namanya ?Adan?A...Apa ya ?" oceh Kakek . 
'Jadi tadi itu bukan mimpi' pikir Baswara sambil menyedok sayur orak-arik . Entah mengapa , Baswara melihat sesuatu di air muka Kakek . Seperti khawatir-sedih yang bercampur . Mungkin Kakek masih khawatir denganku .  

"Kau belum bisa membawanya hari ini?" uap seorang wanita geram .
"Waktunya belum pas .".
"Huft , baiklah kuberi waktu 2 minggu . Jika kau belum bisa mendapatkannya . Lihatlah ganjarannya."
"Baiklah , asalkan kau mau membantuku ... ,
Ibu" .

Hari-hari berjalan seperti biasa.
Di toko bunga itu , sadar atau tidak sadar Jevon seringkali 'caper' dengan Baswara , seperti selalu menawarkan bantuan , ataupun memuji hal kecil dari Baswara . Baswara hanya tersenyum ataupun mengucapkan 'terima kasih' .
Terdengar suara sesuatu yang membeku saat Baswara menyentuh meja kasir . Sontak , Baswara menjauh dari meja itu . 'Oh tidak , apa yang terjadi ?' pikirnya . Belum tuntas rasa kagetnya , ujung jari-jarinya mulai menjadi kebiruan . Baswara segera menutupinya dengan memanjangkan lengan jaketnya , berharap waktu pulang kerja segera datang .
Sepulang kerja , ada wajah yang tidak asing menunggu di depan .
"Hey.". Baswara kaget , laki-laki misterius itu ! "K...Kau !" seru Baswara . Jevon yang melihat mereka langsung mendatangi mereka . "Hey , kau . Mau menganggu gadis ini ya ? Memang kau siapanya ?! " seru Jevon menatap curiga . "Well , the real question is ... who are you ? Aku pacarnya ! " seru laki-laki misterius itu sambil merangkul dan mengandeng tangan Baswara . Wajah Baswara langsung memerah . Watde , sejak kapan mereka pacaran ? Tapi Baswara hanya diam sambil tersenyum getir , agar bisa lolos dari Jevon .
"Ha, pac-- ? Baswara , kau punya -- , ah , uh , maafkan aku mengganggu , aku pergi dulu ! " ujar Jevon langsung menjauh . Tampaknya hati Jevon retak .
Laki-laki itu langsung menarik tangan Baswara , menuju halte . Ia menjulurkan sesuatu ke Baswara . "Sarung tangan . Aku tahu kau tidak nyaman dengan tanganmu .". Baswara segera mengambil dan memakainya . "Apa yang kau lakukan di sini , ...?" tanya Baswara sambil menunduk . "Menjawab pertanyaanmu." . "Kalau begitu katakanlah sekarang !" . "Bukan aku yang akan menjawab , tapi seseorang . Lagipula dari tanganmu itu terlihat kau terkena masalah besar . " . Baswara hanya terdiam , tidak mengerti apa yang terjadi . "Namaku Candra , Bhadrika Adicandra ," ucapnya lagi . "Baswara , Arkana Baswara," jawab Baswara singkat .

Sesampainya di rumah , Candra justru menarik tangan Baswara ke arah hutan . Otomatis Baswara mengelak . 
"Mau ke mana kau membawaku ? " seru Baswara . "Membawamu ke tempat yang bisa menyelamatkanmu !" balas Candra ikut berseru . "Tidak , aku tidak akan meninggalkan Kakek dan mengikutimu , seorang asing yang mencurigakan !" Baswara mulai berteriak , mungkin dirinya kesal karena 'orang asing' a.k.a Candra itu . 
Tiba-tiba terdengar suara pintu rumah terbuka , disusul suara hangat , siapa lagi kalau bukan Kakek . "Pergilah Baswara , Ia akan menyelamatkanmu , hidupmu dalam bahaya !" . Baswara menggeleng , "Tidak , aku tidak akan meninggalkan Kakek sendirian ! Tidak lagi ! Lagipula mengapa harus percaya denganorang asing ini ? Bisa saja dia berbohong . " . "Tidak , Baswara . Aku tidak akan apa-apa . Lagipula Ia bukan orang asing seperti yang kau pikirkan . Kau harus ke sana , untuk mengendalikan dirimu , dan untuk mengetahui jati dirimu ." .
Baswara tidak sempat bertanya lagi . Candra mengambil tindakan lain dengan menggendong Baswara dan berlari . Baswara hanya bisa menggapai-gapaikan tangannya ke arah Kakek sambil menangis . Sementara Kakek yang memberikan pandangan 'kau-akan-baik-baik-saja' terlihat semakin jauh , dan akhirnya menghilang . Penerangan semakin minim , sepertinya mereka semakin ke dalam hutan yang rimbun . Tiba-tiba sebuah cahaya lolos dari tangan Baswara , membuat rumput-rumput membeku . Candra mulai waswas , badan Baswara mulai terasa panas-dingin , seperti demam . Kesadaran Baswara juga semakin menurun . 'Aku harus segera membawanya kepada Ibu!' . Candra mempercepat larinya sambil berbisik 'bertahanlah , Ra' .
--------------------------------------------
Lama banget mimin gak update 😭
Maafkan mimin 😭
Sistem mimin kalau update itu soalnya , misalkan bab pertama sudah selesai , mimin harus buat bab kedua itu dulu , paling gak sampai setengah lah , baru yang bab pertama di publish . Selain itu mimin juga sibuk menggali ide
Jadi maapkan mimin yang lambat publish yaaaa .

Thank you udah mau ngebaca .
{Wattpad : ItsGaby Cool31}